Sebuah catatan di hari kemerdekaan
Diperbarui: 9 Des 2023
Hari ini tepat seminggu saya menginap di rumah sakit karena anakku, dua-duanya dirawat di rumah sakit karena kena rota virus. Yup. Sesuatu banget yah.
Awalnya anakku yang besar di rawat duluan karena demam-nya ga turun-turun, plus muntah, plus diare. Eh sehari sebelum dia dibolehin pulang, adeknya kena gejala yang sama, muntah, diare dan demam. Kombo ngeri banget kaan.
Akhirnya ya sudah dirawat dua-duanya, emergency leave hampir satu minggu sambil sebisa mungkin mengerjakan pekerjaan kantor dari sini plus urusan admin Cleanomic juga. Btw, untuk yang belum tahu, aku memang masih bekerja full time di kantoran sambil mengerjakan cleanomic yang dibantu team admin.
Diantara skin to skin, menyusui dan bolak balik ganti popok, akhirnya aku punya sedikit waktu luang untuk mulai mengisi blog ini lagi plus sedikit merapikan lay out dengan theme barunya. Alhamdulilah sudah sempat keramas dan mandi juga akhirnya hehehe…
Berhubung hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia raya tercinta ini dan masih dalam suasana di rumah sakit, aku pengen sedikit sharing mengenai pentingnya kita untuk memikirkan arti kemerdekaan termasuk merdeka dari sampah-sampah.
Selama di rumah sakit ini, aku lihat banyak banget sampah-sampah yang “mampir” ke ruangan. Dari mulai sampah medik, botol infus, plastik selang, kain kasa, plester, suntikan semuanya sekali pakai yang akan langsung dibuang. Selain itu, semua makanan yang datang pasti datang dengan plastik wrap. Dan dari situ, pasti langsung kepikiran “kemana yah sampah-sampah medis dan non-medis ini dibuang? Untuk sampah-sampah non-medis kaya penggunaan si plastik wrap ini, gimana yang caranya supaya institusi yang besar seperti ini bisa mulai melakukan perubahan?”
Lanjut iseng dong cek ke google, ternyata sebagian dari limbah medis banyak juga yang berakhir di TPA atau dikubur ke dalam tanah sedalam lima meter (baca disini).
Berdasarkan artikel di Metro News, limbah medis harus ditangani sesuai dengan prosedur yaitu dari mulai dipilah sampai kemudian dimusnahkan. Di Indonesia proses pemusnahan limbah medis dilakukan dengan cara dibakar. Namun, sayangnya, belum semua Rumah Sakit punya fasilitas ini.
Serem banget kan??? Tapi pelan-pelan sudah mulai ada pihak-pihak yang punya teknologi baru untuk menangani limbah medis seperti yang diberitakan dalam artikel Republika ini. Mudah-mudahan kedepannya, akan diciptakan teknologi yang lebih canggih dan penegakkan hukum atas ketaatan prosedur pembuangan limbah ini bisa lebih baik lagi.
What can we do?
Untuk institusi seperti rumah sakit, bila kita hanya pengguna jasanya aja sih, sayangnya kita belum bisa berbuat banyak selain terus membantu menyebarluaskan informasi tentang bahaya limbah sampah kepada masyarakat. Saat ini, semua sudah by system dan sistem itu yang harus diubah, tapi mengubah sistem bukan pekerjaan satu atau dua orang tapi banyak pihak.
Namun demikian, tetap ada kok yang bisa kita lakukan untuk mengelola sampah medis atau yang terkait obat-obatan dengan benar, kalau di rumah. Misalnya, kita mulai belajar memilah sampah. Botol kaca dikumpulkan, dibersihkan, dipisahkan dan ketika dibuang dilabeli dengan tulisan “BOTOL KACA”. Ini sudah cukup membantu para pemulung untuk mengambil botol-botol itu (sekaligus melindungi mereka dari bahaya terkena pecahan kaca). Juga dengan botol plastik, yang mungkin ada yang mengumpulkan juga.
But the ultimate way to prevent medical waste isss..jaga kesehatan! Supaya benar-benar merdeka dari obat-obatan dan bener-bener mengurangi sampah medis. Jaga kesehatan badan dengan makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, dan menjaga kesehatan lingkungan.
Semoga kita sehat-sehat terus yah teman-teman!
Commentaires