top of page

Cerita dari Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) 2021: Perjalanan Ekonomi Sirkular di Indonesia


21-23 Juli 2021 lalu, Greeneration Foundation kembali menyelenggarakan Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) untuk membuka wadah diskusi perihal transisi Indonesia menuju ekonomi sirkular dan tahun ini temanya Towards Smart & Sustainable Cities Through Circular Economy: Building Resilience During COVID-19 Recovery.


Di Indonesia, semangat ekonomi sirkular tercemin mulai dari Perpres No 97/2017 tentang Strategi dan Kebijakan Nasional (Jakstranas) dalam pengolahan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten. Melalui aturan tersebut, target pengurangan sampah telah ditetapkan sebesar 30% dan penanganan sampah untuk 70% pada tahun 2025.


Mendukung inisiatif pemerintah ini, tahun 2017 Greeneration Foundation menginisasi Indonesia Circular Economy Forum sebagai platform yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk mendiskusikan isu, tantangan, dan potensi pengimplementasian ekonomi sirkular di Indonesia. Tema yang diangkat tahun ini pun sangat relevan dengan keadaan dunia saat ini. Greeneration Foundation percaya bahwa praktik-praktik ekonomi sirkular dapat membantu memulihkan perekonomian Indonesia sekaligus membangun ketahanan ekonomi yang lebih baik pasca Covid-19 karena dampak positifnya terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta keberlanjutan sumber daya dan lingkungan.


Rangkaian acara ICEF ke-4 mencakup 6 sesi pleno dan 9 sesi tematik. Keenam sesi pleno tersebut adalah Circular Economy Action Plan, Urban Spatial Planning and Good Governance, Green Procurement and Green Supply Chain, COVID-19 Resilience through Circular Economy, Circular Industrial Park, dan Advancing Circular Cities from Research and Innovation. Sementara 9 sesi tematik yang dibawakan adalah Circular City and Eco-Tourism, The importance of Multi Stakeholder Partnership to Accelerate Circular Economy in Indonesia, The Future of Sustainable Fashion in Circular Economic, Circular Jumpstart Demo Day, Advancing EPR for Packaging in Indonesia, Green Economy Best Practices from Hungary, Green Infrastructure Financing in Circular Economy, The Role of Education in Waste Management and Circular Economy to Drive Behaviour Change, dan Your Guide to Sustainable Life.


Dalam sambutan pembukanya, Ibu Amalia, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), mengungkapkan bahwa ekonomi berkelanjutan adalah pilar yang paling penting dalam pembangunan Indonesia. Meskipun demikian, pandemi Covid-19 membawa dampak dan perubahan yang besar terhadap perekonomian kita, hingga kita harus beradaptasi untuk mempertahankan ekonomi yang berkelanjutan sembari mengatasi perubahan iklim yang terjadi. Untuk itu, Indonesia telah berkomitmen untuk mengadopsi prinsip ekonomi sirkular pada tahun 2045 dengan memasukkan rencana ini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.


Bappenas juga telah melakukan streamlining gagasan ekonomi sirkular dengan menjadikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebagai prioritas nasional nomor satu. Tidak sampai di situ, Bappenas juga mengembangkan konsep smart cities untuk mengintegrasikan ekonomi sirkular ke dalam infrastruktur Indonesia dan kehidupan masyarakatnya yang diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.


Sejak pandemi, kontribusi ekonomi sirkular terhadap pengurangan emisi berkurang dari yang semula 9,1% menjadi 8,6% saja. Namun model ekonomi sirkular masih memungkinkan kita untuk mengurangi konsumsi

material, limbah, dan emisi sambil mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.H.E. Vincent Piket menyampaikan bahwa konsep kota sirkular sudah banyak diadopsi kota-kota besar negara anggota Uni Eropa seperti: Berlin, Tallinn (Estonia), Torino (Italia), dan Burgas (Bulgaria). Sudah terbukti bahwa perencanaan kota sirkular dapat membuat kehidupan masyarakatnya lebih sehat dan aman. Di Indonesia, Uni Eropa bekerja sama dengan Indonesia Circular Economy Forum melalui program Rethinking Plastics Project untuk mendukung ekonomi sirkular untuk plastik dan mencegah sampah plastik berakhir di lautan.


Bappenas menggagas Low Carbon Development yang tercantum dalam RPJMN 2020-2024 sebagai salah satu

program yang diutamakan dalam Prioritas Nasional Enam: Membangun Lingkungan, Meningkatkan

Ketahanan terhadap Bencana, dan Perubahan Iklim. Bappenas juga telah mengambil langkah penting

untuk mewujudkan tahap pertama dari Circular Economy Roadmap melalui kerja sama dengan UNDP

yang didukung oleh Pemerintah Denmark untuk meluncurkan laporan “Manfaat Ekonomi, Sosial, dan

Lingkungan dari Ekonomi Sirkular di Indonesia.”


Untuk mendorong transisi menuju ekonomi sirkular, saat ini pemerintah sedang berada pada tahap kedua, yaitu mengembangkan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Nasional. Tiga tahapan selanjutnya yaitu pengukuhan Platform Ekonomi Sirkular Nasional, pengembangan kerja sama internasional untuk menarik investasi dan menyebarkan model ekonomi sirkular di Indonesia, serta integrasi ekonomi sirkular ke dalam RPJMN 2025-2029.



212 tampilan0 komentar

コメント


bottom of page