Menstrual Cup 101
Diperbarui: 11 Des 2023
Perempuan mulai mengalami menstruasi antara usia 10-16 tahun dan berhenti hingga usia 45-55 tahun dan diasumsikan bahwa setiap perempuan menggunakan rata-rata enam pembalut per hari selama tujuh hari dalam sebulan, dan setiap pembalut yang digunakan rata-rata memiliki berat 35 g. Berdasarkan data BPS, penduduk usia 10-55 tahun Indonesia berjumlah 92,43 juta orang. Sehingga, Indonesia bisa menghasilkan sekitar 135 juta ton sampah pembalut setiap bulannya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF terkait manajemen kebersihan menstruasi di Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sebanyak tidak kurang dari ≥ 99% responden di daerah perkotaan dan ≥97% responden di daerah pedesaan menggunakan pembalut higienis sekali pakai selama menstruasi. Pembalut higienis sekali pakai populer di kalangan perempuan karena lebih menyerap daripada bahan lain dan lebih mudah digunakan serta dibuang. Duh, jadi kebayang kan betapa banyaknya sampah pembalut itu, apalagi pembalut baru bisa terurai ratusan tahun.
Nah, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah pembalut sekali pakai, salah satunya adalah dengan menggunakan cawan menstruasi yang lebih populer dengan istilah menstrual cup. Menstrual Cup adalah alat yang didesain untuk mengganti pembalut atau tampon yang digunakan ketika perempuan sedang datang bulan. Bedanya, kalau pembalut kebanyakan dibuat untuk menyerap cairan dan hanya sekali pakai lalu dibuang, menstrual cup tidak menyerap tapi hanya menampung dan dapat digunakan berkali-kali. Sebenarnya menstrual cup bukan barang baru, dari sejarahnya, menstrual cup pertama kali dipatenkan oleh Leona Chalmers pada tahun 1937. Menstrual cup terbuat dari medical-grade silicone, rubber, latex, atau elastomer dan dapat digunakan hingga 10 tahun.
Cleanomic sejak awal didirikan sudah pernah membahas kegunaan menstrual cup ini di podcast Cleanomic Radio. Kenapa? Karena dari sejak pertama kali nyoba pakai langsung nyesel kenapa ga dari dulu-dulu pakai ini! Hampir sebagian besar wanita yang menggunakan menstrual cup tidak akan kembali ke pembalut biasa lagi. Hal ini bukan karena tanpa alasan, tapi emang penggunaan menstrual cup ini benar-benar nyaman banget dipakai.
Gimana Sih Cara Pakainya?
Cara pakai menstrual cup itu dengan cara memasukkannya ke dalam vagina. Untuk memudahkan, sebelum di masukkan, menstrual cup ini harus dilipat terlebih dahulu. Ada beberapa teknik melipat menstrual cup yang dapat dipelajari dan yang terpenting adalah kita harus benar-benar rileks supaya memudahkan proses memasukkan menstrual cup ini. Kemudian setelah masuk, menstrual cup dibiarkan melepaskan lipatannya, membentuk segel dengan dinding vagina. Kalau posisinya sudah tepat, wow, benar-benar seperti ga pakai apa-apa, tidak ada rasa mengganjal, tidak terasa lecet karena gesekan terus menerus, tidak bau, dan yang paling penting, tidak nyampah! Untuk lebih jelas terkait cara pakainya bisa cek gambar di bawah ini yaa.
Kamu juga bisa cek video di sini biar lebih jelas yaaa.
Cara Mengeluarkannya Bagaimana? Bisa Tersangkut Ga Ya?
Cara mengeluarkan menstrual cup mudah kok, kita tinggal kegel dengan menggunakan otot perut kita, seperti mengejan, lalu ketika tangkainya sudah terasa, tinggal ditarik lalu cup-nya kita cubit sedikit sambil pelan-pelan ditarik keluar. Apakah bisa tersangkut atau nyasar? Tentu tidak, karena bentuk anatomi tubuh kita sudah sedemikian rupa, sehingga tidak akan “nyasar”.
Menstrual Cup Aman Tidak Sih?
Mentsrual cup amannya digunakan selama 4-12 jam dan secara berkala dikeluarkan untuk mengosongkan darah yang terkumpul di dalam cup-nya. Jika tidak, menstrual cup memiliki risiko untuk Toxic Shock Syndrome (TSS), karena bakteri TSS akan masuk bersama dengan udara yang masuk ke dalam cup sama halnya dengan jenis pembalut lain apabila digunakan terlalu lama.
Dari komposisi bahan-bahan, pembalut dan tampon mengandung bahan-bahan berbahaya termasuk klorin, dioksin, dan rayon. Dioksin berpotensi karsinogenik dan beracun bagi sistem kekebalan dan reproduksi. Sementara menstrual cup lebih baik untuk tubuh manusia karena tidak mengandung pewangi, klorin, dan pemutih. Dalam penelitian yang mengamati vagina dan leher rahim selama masa uji coba, tidak ada resiko infeksi yang timbul akibat penggunaan menstrual cup ini khususnya apabila dibandingkan dengan tampon. Selain tidak ada resiko dari segi kesehatan dengan menggunakan menstrual cup kamu bisa lebih hemat dan juga turut mengurangi sampah pembalut sekali pakai, di mana 1 cangkir menstrual cupi dapat digunakan hingga 10 tahun.
Tapi, kalau masalah apakah menstrual cup bisa digunakan untuk mereka yang belum menikah a.k.a merusak keperawanan dikembalikan lagi kepada prinsip dan kepercayaan masing-masing yaa. Seseorang dianggap perawan atau tidak itu diukur dari apakah mereka sudah pernah berhubungan seks atau belum. Beberapa tradisi kemudian mengasosiasikan keperawanan ini dengan utuh tidaknya selaput dara perempuan. Pada dasarnya, memang penggunaan menstrual cup ini berpotensi menyebabkan selaput dara robek. Namun, yang perlu dicatat, robeknya selaput dara dapat juga disebabkan aktivitas fisik lainnya lho, seperti yoga, bersepeda, menari, dan berhubungan badan.
Jadi, kembali lagi ke prinsip dan kepercayaan masing-masing yah. Kalau ragu, mungkin bisa riset lebih lanjut dan berkonsultasi dulu dengan pihak keluarga atau dokter yaaa.
Buat tau info, berita, dan cerita seputar #cuanlestari dan hidup yang berkelanjutan kamu bisa cek secara berkala website Cleanomic dan follow instagram kami di @cleanomic yaa.
Sumber :
Comments