top of page

Bersahabat dengan Alam Melalui Sustainable Farming

Diperbarui: 12 Des 2023


Penggunaan pestisida bukan hal baru dalam industri pertanian modern. Pestisida sudah menjadi kebutuhan tak lepas bagi para petani dalam upaya menjaga tanaman produksinya. Namun, penggunaan pestisida konvensional atau sintetis juga dapat memberikan sejumlah dampak buruk.


Paparan pestisida yang bersifat toksik sangat berbahaya bagi para petani sebagai tenaga kerja langsung. Apalagi di Indonesia masih banyak petani yang belum menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan penyemprotan pestisida. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 7 orang petani mencatat bahwa seluruhnya pernah merasakan gejala keracunan akut seperti sesak napas dan jantung berdebar. Lebih jauh, Asosiasi Dokter untuk Lingkungan Kanada juga menyebut bahwa anak-anak yang terpapar pestisida mengalami peningkatan risiko kanker otak dan bagi wanita hamil terancam potensi keguguran yang lebih tinggi.


Demi mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang akan timbul, Sustainable Farming menjadi pilihan yang harus dilakukan.


Apa itu Sustainable Farming?


Sustainable Farming (dikenal juga dengan sustainable agriculture) adalah pertanian berkelanjutan, ini merupakan sistem pertanian yang berfokus pada penyediaan produk pangan, serat, tanaman, dan hewan ternak dengan memegang tanggung jawab pemeliharaan lingkungan, peningkatan kualitas sumber daya alam, kesejahteraan hewan serta kesejahteraan masyarakat dan pekerja di sektor pertanian. Sistem ini muncul pada tahun 1990-an sebagai bentuk penolakan atas pertanian konvensional di abad ke-20 yang sarat pestisida dan pupuk kimia. Di era 1970-an, kalangan petani menggunakan bahan-bahan kimia tersebut secara masif.


Tak bisa dipungkiri, pertanian konvensional membuat produksi pertanian melimpah dan harga pangan terjangkau. Namun, ada beban sosial dan ekologis yang harus ditanggung seperti pencemaran tanah, hilangnya keanekaragaman hayati, erosi, dan pelanggaran hak pekerja. Mungkin dampak tersebut belum terasa nyata sekarang, tapi bagaimana 10 atau 20 tahun lagi? Tidak terbayang bagaimana sulitnya generasi di masa depan untuk memproduksi bahan pangan seandainya tanah tempat bercocok tanam saja telah rusak.


Sustainable farming menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan manusia akan pangan dan tekstil tidak boleh mengorbankan sumber daya bumi untuk generasi-generasi berikutnya. Nah, sistem sustainable farming ini menguntungkan lingkungan karena menitikberatkan pada upaya-upaya konkret untuk mengurangi erosi, menjaga kualitas tanah serta air yang menjadi inti kehidupan. Tak hanya itu, sistem pertanian ini juga mengutamakan keadilan ekonomi serta sosial.


Pentingnya Sustainable Farming


Pertanian berkelanjutan berlandaskan pada pengetahuan ilmiah ekologi dan teknologi modern, yakni bagaimana praktik pertanian dijalankan berdasarkan proses biologis yang terjadi secara alami. Contohnya seperti pemanfaatan tanaman legum yang mampu mengikat nitrogen ke dalam tanah, memanfaatkan predator alami untuk mengatasi hama, dan pengaplikasian rotasi tanaman.

Rotasi tanaman adalah tindakan menanami tanah dengan tanaman yang berganti-ganti jenisnya. Tujuannya untuk mengembalikan kondisi tanah, mengurangi risiko gagal panen, dan mencegah penumpukan hama akibat sumber pangan yang pasti, karena beberapa hama menyukai jenis tanaman tertentu. Lalu, cara-cara lain yang bisa dilakukan seperti memanfaatkan mineral bahan tambang yang diproses seminimal mungkin sebagai bahan untuk pestisida dan mengompos kotoran hewan ataupun sisa hasil panen untuk dijadikan pupuk.


Beberapa alasan mengapa penerapan sustainable farming ini penting yakni:

1. Menjaga Keberlangsungan Ekologi

Konsep sustainable farming meliputi beragam teknik-teknik pertanian dan peternakan di antaranya yaitu biodinamis, holistik, free-range, dan organik. Pada penerapannya, petani akan memanfaatkan produk hayati yang ramah lingkungan demi keberlanjutan ekologi.

2. Mengurangi Polusi Udara dan Air Secara Signifikan

Pertanian berkelanjutan mengeliminasi penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Sebab, keduanya dapat mencemari air dan merusak lingkungan. Penggunaan pupuk organik diutamakan karena membantu mempertahankan kelembaban tanah dan meningkatkan kualitas udara. Untuk mengatasi hama, alih-alih menggunakan pestisida, pertanian berkelanjutan justru memanfaatkan organisme-organisme tertentu untuk mengontrol hama tanaman.

3. Mendukung Perlakuan Adil bagi Pekerja Sektor Pertanian

Filosofi lain dalam sustainable farming yaitu terkait keadilan untuk para petani. Sistem pertanian ini juga menetapkan harga pangan yang sesuai sehingga petani memperoleh pendapatan layak.

4. Penyediaan Bahan Pangan yang Aman Bagi Masyarakat

Dengan sistem pertanian berkelanjutan, petani mampu menghasilkan buah, sayuran, dan tanaman lainnya yang lebih aman bagi konsumen, pekerja, dan masyarakat. Di sisi lain, pengelolaan limbah ternak yang hati-hati dan tepat, melindungi manusia dari paparan patogen, racun dan polutan berbahaya lainnya.


Tantangan Sustainable Farming


Pertanian berkelanjutan tidak menerapkan sistem monokultur atau pertanian tunggal. Pendekatan ini memungkinkan petani menanam beberapa tanaman sekaligus dalam satu plot bidang tanah. Namun, pertanian berkelanjutan mendapat kritikan karena memberikan hasil panen yang lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional. Sistem pertanian ini dianggap tidak bisa menjawab isu ketahanan pangan (food security) di masa depan.


Jika diterapkan secara meluas, pertanian berkelanjutan dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan produksi pangan yang tajam. Padahal, jumlah populasi dunia diperkirakan melampaui angka 8 miliar pada 2030 nanti.


High-Tech Farming


Kekurangan sustainable farming terletak pada efisiensi. Faktor tersebut mendorong munculnya high-tech farming. Metode high-tech farming menciptakan industri agrikultur dan sistem pangan yang berkelanjutan dengan sentuhan teknologi mutakhir. Berikut dua contoh perusahaan yang menerapkannya:


Bowery Farming



Perusahaan agrikultur yang berkantor pusat di New York City ini mempunyai kebun-kebun vertikal dalam ruangan untuk mengoptimalkan lahan. Setiap tanaman dijamin bebas dari polutan dan hama.


Untuk memenuhi kebutuhan cahaya bagi tanaman dalam ruangan, Bowery menggunakan lampu LED hemat energi yang terhubung dengan sistem bernama BoweryOS. Dengan BoweryOS, para petani di sana dapat memantau kesehatan tanaman dan membuat laporan-laporan secara langsung.


Tim peneliti dari Bowery terus berupaya menemukan diversifikasi tanaman dari pertanian vertikal yang mereka lakukan. Saat ini, Bowery tengah mempersiapkan peluncuran tanaman berbuah seperti stroberi, untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan.


Tunas Farm


Tunas Farm merupakan perusahaan agroteknologi dengan sistem pertanian vertikal indoor pertama di Indonesia. Perusahaan ini berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan sayuran organik di wilayah Tangerang.


Menariknya, Tunas Farm menggabungkan Good Agricultural Practices (GAP) dengan Internet of Things (IoT). Untuk memecahkan ketahanan pangan, perusahaan tersebut melakukan penghematan air, memotong rantai distribusi pangan, dan memaksimalkan lahan.

Sustainable farming menjadi salah satu langkah menjaga bumi. Penerapannya membutuhkan partisipasi yang besar dari petani, masyarakat dan pemerintah. Partisipasi ini dapat hadir dalam bentuk kesadaran, kebijakan dan pembiayaan yang mendukung, yang secara bersama-sama dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertanian cerdas yang "bersih" bagi iklim dan demi ketahanan pangan generasi kini dan nanti.


Contact

Lokasi : New York, United States

Founder : Bowery Farming



Referensi:








989 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page