Apa itu Doughnut Economics?
Diperbarui: 9 Des 2023
Doughnut economics adalah sebuah prinsip ekonomi alternatif yang dikemukakan oleh Kate Raworth, seorang Ekonom dari Oxford University, Inggris di tahun 2012. Doughnut economics ini bukan soal bisnis donat ya, tapi merupakan suatu prinsip ekonomi yang menekankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
Bagian-Bagian Doughnut Economics
Prinsip doughnut economics digambarkan berbentuk seperti donat. Bagian paling dalam atau lubang donat adalah kebutuhan manusia yang bergerak dalam batasan sosial, kemudian ada safe space atau ruang yang aman antara pondasi sosial dan ekologi, bagian lingkaran luar adalah kapasitas planet bumi.
Pada intinya, untuk bisa jadi masyarakat sejahtera nan lestari, manusia harus memenuhi faktor pondasi sosial atau kebutuhan dasarnya yaitu: energi, air, makanan, kesehatan, edukasi, network, dan lain sebagainya, yang dalam doughnut economics digambarkan posisinya ada di lingkaran dalam dan usaha-usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak boleh melampaui batas lingkaran paling atas (ecological ceiling) alias masih dalam kapasitas planet bumi. Kalau batasan ini terlewati, maka konsekuensinya bisa bermacam-macam, dari mulai perubahan iklim, ocean acidification, chemical pollution dan dampak-dampak lain seperti yang tercantum dalam lingkup lingkaran terluar dari si donat ini.
Menurut Kate, seharusnya sistem ekonomi membantu manusia untuk berada di ruang aman sehingga selaras dengan keadilan sosial dan ekologis. Konsep pertumbuhan dalam Doughnut economics adalah pertumbuhan yang mempertimbangkan etika terhadap pondasi sosial dan batasan ekologis serta mengarahkan ke arah yang tepat sehingga posisinya bukan lagi mengejar keuntungan dan mengorbankan alam dan kebutuhan dasar manusia (digambarkan dengan grafik yang terus naik ke atas) melainkan pertumbuhan yang regeneratif dan distributif (digambarkan dengan lingkaran hijau muda dan berada di tengah).
Berdasarkan hasil studi di tahun 2018, sudah ada 150 negara yang menerapkan prinsip ini. Kota Amsterdam juga dilaporkan akan fokus pada prinsip donut ekonomi dalam pengembangan ekonomi post covid-19.
Coba deh lihat penjelasan beliau di video ini.
Minomic sendiri mulai tertarik lebih lanjut untuk mempelajari konsep ini karena melihat video essay yang dibuat oleh temen-temen dari Frame and Sentences yang judulnya “Bisa kah ekonomi dan lingkungan berjalan beringingan? - on Clean Energy."
Mungkin sekilas pasti kepikiran, emang bisa ya?
Tapi justru Minomic pikir, harus bisa... it's not really a choice karena bukannya manusia dan kegiatan ekonominya itu bergantung pada lingkungan ya?
Gimana menurut kamu? Jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, kamu bisa baca lebih lengkap di buku doughnut economics dan jangan lupa juga untuk mulai melakukan aksi nyata dari apa yang kamu baca.
Sumber:
Commentaires