top of page

Accelerating Climate Action With AI by BCG and Google


Ketika dunia berada di jalur kegagalan dalam memenuhi tujuan Perjanjian Paris untuk menjaga pemanasan di bawah 1,5° Celsius, terdapat kebutuhan mendesak untuk mempercepat aksi iklim. Untuk kembali ke jalur yang benar, pengurangan emisi secara besar-besaran—hingga 57% dari tingkat emisi tahun 2010 dibutuhkan pada tahun 2030. Dan pemanfaatan AI untuk perubahan iklim mempunyai potensi besar mengingat kekuatan teknologi ini dalam memahami dan memodelkan sistem yang kompleks.


Accelerating Climate Action with AI merupakam laporan yang disusun oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama Google.


The United Nations’ Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperkirakan bahwa dunia perlu mengurangi emisi sebesar 43% pada tahun 2030. BCG dan Google percaya bahwa artificial intelligence (AI) dan tindakan kolektif dapat membantu mencapai tujuan ini dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan untuk semua orang.


Dalam laporannya mereka menemukan bahwa dengan meningkatkan penerapan dan teknologi yang telah terbukti saat ini, AI berpotensi membuka wawasan yang dapat membantu mengurangi 5% hingga 10% emisi GRK pada tahun 2030—dan secara signifikan mendukung inisiatif adaptasi dan ketahanan terkait iklim.


Via BCG Report


Selain membantu mengurangi emisi dan meningkatkan ketahanan masyarakat dan infrastruktur, AI juga dapat mempercepat aksi iklim dengan membawa pemodelan iklim ke tingkat berikutnya, memungkinkan pendekatan baru terhadap pendidikan iklim, dan mendukung terobosan dalam ilmu iklim, ekonomi iklim, dan penelitian fundamental.


Via BCG Report


Meskipun AI baru mulai diterapkan pada tantangan iklim, organisasi dan kasus penggunaan terdepan telah mencapai hasil nyata dan menunjukkan potensi AI dalam perubahan iklim jika diterapkan dalam skala besar. Dan 87% eksekutif percaya bahwa AI mempunyai potensi untuk mengatasi tantangan iklim mereka.


AI telah mengatasi tantangan iklim dalam tiga bidang utama: memberikan informasi yang lebih baik untuk membuat pilihan yang lebih berkelanjutan, memberikan prediksi yang lebih baik untuk membantu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan menemukan rekomendasi untuk mengoptimalkan aksi iklim.


Contoh dari ketiga poin ini adalah


  • Menyediakan layanan informasi


Via Google

Google Maps yang menyediakan Fuel-efficient routing (rute hemat bahan bakar). Sejak peluncuran rute hemat bahan bakar pada bulan Oktober 2021, diperkirakan telah mencegah 2,4 juta metrik ton emisi CO2e.


  • Memprediksi peristiwa terkait bencana iklim



Sejak tahun 2018, Google Research telah membantu memprediksi kejadian iklim seperti banjir – bencana alam yang paling umum. Platform Flood Hub tersedia di 80 negara dan menggunakan AI untuk memberikan perkiraan yang lebih akurat guna menjaga keselamatan 460 juta orang.


  • Optimalisasi aksi-aksi iklim



Google Research juga telah membantu mengurangi contrails (Asap putih yang keluar dari pesawat) yang menyumbang sekitar 35% dampak pemanasan global pada sektor penerbangan. Dengan menyatukan Big Data, pilot dapat menyesuaikan jalur penerbangan mereka dan mengurangi contrails hingga lebih dari setengahnya.



Via BCG Report


Kekuatan AI dalam mengumpulkan informasi, meningkatkan prediksi, dan memandu optimalisasi dapat mempercepat kemajuan dalam tiga bidang penting:


Mitigasi

Membantu pengurangan dan penghapusan emisi dan pengukuran mendasar yang diperlukan untuk mengukur tantangan dan melacak kemajuan.


Adaptasi dan ketahanan

Membantu warga negara, negara, wilayah, kota, dan dunia usaha untuk bersiap menghadapi dan merespons dampak pemanasan global yang tak terelakkan.


Kapasitas mendasar

Memungkinkan aksi iklim melalui perbaikan dalam pemodelan iklim, ekonomi iklim, dan pendidikan iklim, serta mempercepat terobosan inovasi yang akan membuka cakrawala baru untuk aksi iklim.


AI juga mempunyai permasalahan tersendiri – yang perlu diatasi karena penggunaan teknologi akan meningkat secara signifikan.


  • AI menggunakan computing power dalam jumlah besar, sehingga memerlukan listrik dalam jumlah besar. Pada tahun 2022, konsumsi global data centre berkisar 1-1,3% dari total permintaan.

  • Google mengatakan data centres dibangun agar lebih efisien – rata-rata 1,5 kali lebih hemat energi dibandingkan pusat data pada umumnya.

  • Cooling juga merupakan masalah di  data centre dan karena air menjadi solusi pendinginan yang paling umum, operator data centre harus bertindak secara bertanggung jawab.

  • AI menimbulkan risiko— data center emission, water use for data center cooling, dan limbah elektronik, serta kekhawatiran yang lebih luas mengenai kesetaraan dan privasi—yang harus dikelola dengan bijaksana. Dan organisasi mempunyai pilihan dan sudah mengambil langkah-langkah untuk memitigasi risiko. 


Laporan ini juga menyoroti pentingnya bekerja secara kolektif – dengan para pembuat kebijakan, pemerintah, perencana kota, pemimpin bisnis, dan individu.



Para pengambil kebijakan mempunyai tiga peran pengawasan yang penting dalam memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko AI terhadap iklim. Laporan ini merinci tiga hasil kebijakan penting, yang menawarkan daftar kemungkinan langkah kebijakan pendukung dan contoh kebijakan (lihat tampilan di bawah) untuk masing-masing hasil:


  • Memungkinkan AI untuk kemajuan iklim dengan mendorong berbagi data, memastikan akses teknologi yang terjangkau, membangun kesadaran, dan berinvestasi pada sumber daya manusia.

  • Mempercepat penerapan AI untuk perubahan iklim dengan menentukan prioritas sektor publik dan swasta, melaksanakan kasus penggunaan sektor publik, dan mendorong tindakan sektor swasta

  • Mempromosikan penerapan AI yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial


Laporan tersebut menyimpulkan bahwa jika para pemangku kepentingan bekerja sama untuk memanfaatkan kekuatan AI, hal ini dapat mempercepat kemajuan dalam isu-isu iklim yang saat ini tampaknya masih sangat kurang.


Kalian bisa baca lebih lengkap dan akses secara gratis Report mereka di sini ya!





46 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page