top of page

5 Indonesian Sustainable Fashion Brand

Diperbarui: 7 Des 2023

Fashion merupakan industri penghasil sampah terbesar kedua didunia setelah industri minyak. Industri fashion menghasilkan emisi gas yang sangat buruk bagi lingkungan dan semakin diperburuk dengan makin banyaknya air bersih yang terbuang demi mengikuti trend fast fashion. Saat ini, setelah banyak kegundahan yang terjadi akibat fashion waste, industri fashion dunia mulai mengalami perubahan. Di Indonesia, telah muncul brand fashion yang mengsusung prinsip sustainable fashion. Apa itu sustainable fashion? Sustainable fashion atau eco fashion merupakan prinsip suatu industri fashion untuk memproduksi prduk fashion dengan berkonsentrasi pada dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dalam penerapannya, industri menggunakan organic material, recycle material atau penggunaan kembali, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mengurangi penggunaan energi serta air dalam proses pembuatannya.


Berikut ini 5 brand fashion di Indonesia yang mendukung gerakan sustainable fashion :


Perusahaan pengolahan limbah tekstil yang bertanggung jawab. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2020 di Surabaya oleh Aryenda Atma, Founder & Creative Director Pable, yang meyakini kehadiran perusahaannya mampu menawarkan alternatif baru dalam memproduksi dan mengonsumsi suatu produk. Salah satunya dengan mengadopsi konsep ekonomi melingkar, dengan menjadikannya misi Pable melalui #wearecircular. .id @pable ini merupakan brand fashion yang menggunakan kain bekas yang didaur ulang menjadi kain baru dan dijadikan produk jadi yang mendukung sustainable fashion di Indonesia. Pable.id menerima donasi sampah textile dari para konsumen, sampah textile tersebut dikategorikan sesuai warna masing-masing kemudia diolah menjadi kain dengan warna-warna cantik yang solid. Produk kainnya disebut "sekir", dengan macam-macam warna polos, diantaranya kuning, lilac, putih puyeh, merah, abu kelir dan hitam, sedangkan untuk kain motifnya ada motif pakan putih lorek. Pada proses pembuatannya, pable.id berusaha mengurangi penggunaan air hingga 96% lebih hemat dibanding pembuatan kain konvensional.



Kalau pijak bumi ini merupakan brand fashion sneakers yang kece abis berkat bahan dasar pembuatan sneakersnya yang ramah lingkungan. Pijak bumi didirikan oleh Rowland Asfales ditahun 2016, dan di tahun 2020 pijak bumi meengikuti kegiatan MICAM pameran sepatu berskala internasional dengan membawa sepatu berbahan dasar enceng gondok. Sepatu tersebut kemudian menjadi perhatian karena merupakaan produk sepatu pertama yang menggunakan bahan dasar tumbuhan. Seluruh produk sepatu yang dihasilkan oleh pijak bumi terbuat dari 90% tumbuhan (plant based material), seperti serat-serat natural dan aksen yang terbuat dari tenun enceng gondok yang berasal dari pengrajin enceng gondok di Pekalngan, JAwa Tengah, sementara untuk alas sepatunya terbuat dari bahan karet alami. Saat ini, pijak bumi telah mengekspor produk sepatunya ke negara Swiss, buyers dari Swiss mengatakan bahwa produk pijak bumi sagat salable di Swiss karena kebanyakan orang disana sudah peduli dan menggunakan produk-produk ramah lingkungan. Wah, yuk jangan mau kalah, sebagai masyarakat Indonesia kita juga harus mulai pakai produk sustainable fashion untuk mendukung kelestarian lingkungan. Untuk informasi harga dan model sneakers yang kece-kece kalian bisa langsung cek di instagramnya @pijakbumi ya!



Sisabenang adalah salah satu brand fashion yang mendukung sustainable fashion dengan memanfaatkan deadstock material sebagai bahan baku utamanya. Apasih deadstock material itu? Deadstock material yang dimaksud disini adalah sisa kain pabrik textile yang tidak terpakai. Artinya sisabenang menggunakan kain sisa ya bukan baju bekas yang direcycle. Demi mendukung keberlangsungan penjahit lokal sisabenang bekerja sama dengan lima penjahit lokal dalam proses pembuatan produknya. Karena kain yang digunakan merupakan kain sisa jadi produk yang dihasilkan sangat limited hanya berkisar belasan produk dengan model dan motif yang sama, kemudian koleksi selanjutnya akan selalu berganti model dan motif. Kamu pasti lebih suka barang yang limited kan? karena biasanya kalo pakai baju kembaran sama orang yang ngga dikenal suka malu. Ya ngga si? Nih, @sisabenang bisa jadi solusi ni buat kamu hehe Harganya juga afrodable banget di kantong dan kece kece banget modelnya walaupun dari deadstock material. Casual but classy, bisa digunakan formal maupun non formal, hijab ataupun non hijab. E gimana-gimana? Udah mulai penasaran? sisabenang ngga cuma mendukung sustainable fashion aja lho, tapi juga mendukung keberlangsungan kelestarian hutan mangrove dengan programnya "one product purchase = one mangrove tree planted".



Sejauh mata memandang memiliki prinsip untuk membuat produk dengan cara yang sesuai dengan dunia tempat kita hidup saat ini dan masa depan : indah, abadi, dan tidak terlalu merugikan planet kita. Sejauh mata memandang, tidak pernah menggunakan bahan kulit atau bulu pada produknya, mereka menggunaakn katun, linen dan Tencel sebagai bahan utama, bahan yang mudah untuk terurai dan didaur ulang. Mereka juga menggunakan tekstil daur ulang yang terbuat dari limbah pra-konsumsi yang diproses menjadi bahan baru, mendorong ke arah sirkularitas dan melindungi hutan purba dan hutan yang terancam punah, atau dalam prgram mereka disebut #sejauhdaur. Sejauh mata memandang juga memiliki program bernama "Sejauh Kita" yaitu program yang untuk mendukung dan menyumbang kepada LSM di seluruh Indonesia yang bekerja dalam penanaman pohon dan konservasi, dengan tujuan untuk menanam, melindungi dan memulihkan pohon untuk membantu menyelamatkan lingkungan. Untuk setiap Sejauh pakaian yang dibeli, sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk mendukung beberapa organisasi, 1 Sejauh pakaian yang dibeli = 1 pohon ditanam, dilindungi atau direstorasi.


KaIND (Kain Indonesia) adalah brand lokal Indonesia yang didirikan oleh Melie Indarto di penghujung tahun 2014 dengan visi menghadirkan tampilan segar Batik Pasuruan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. KaIND membuat produk buatan tangan yang mengeksplorasi dan mengekspresikan simbol-simbol ikonik seperti Gunung Bromo, Pasir Berbisik, Krisan, Aglaonema, Asoka dan Tuberose ke syal lewat alat tenun manual tanpa mesin, dengan warna-warna lembut dan pewarna alami guna mendukung sustainable fashion. Kain yang merek gunakan merupakan responsible material yang berasal dari eri silk yang bersumber dari petani ulat eri lokal di Pasuruan yang diekstrak tanpa membunuh pupa di dalamnya dan menciptakan produk sutra yang diwujudkan dengan slub alami. Material lain yang digunakan adalah Tencel, kain berasal dari serat kayu yang proses pembuatannya dilakukan dengan ramah lingkungan.


Teman-teman, beralih untuk meminimalisir keinginan membeli produk baru bukanlah suatu hal yang mudah. Namun, jika kita terus belajar dan tau mengenai dampak lingkungan yang dapat timbul akibat trend fast fashion yang kita lakukan, pasti lambat laun kita akan sadar, bahwa cara kita berpakaian pun mencerminkan kepedulain kita terhadap lingkungan. Yuk, beralih ke sustainable fashion!

558 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page